Yuk Intip makanan ciri khas Kediri :D

1. Tahu Poo



Di sepanjang Jalan Patimura , kalian akan menemukan serentetan toko yang menjual macam-macam tahu dijual .



Tahu kuning (tahu padat bewarna kuning) dijual per besek Rp 13000 , masih mentah tapi bisa juga langsung dimakan. Selain itu ada juga tahu pong, jenis tahu ini seperti tahu gejrot atau tahu sumedang, yaitu tahu goreng yang hampa (tidak padat) dan dimakan dengan bumbu kacang atau cabe rawit (cengek). Harga per porsi tahu pong Rp 6000.



Olahan tahu lainnya yaitu kerupuk dan stik tahu dijual sekitar Rp 5000 per bungkus.




Bukan makanan olahan dari tahu tapi dari pisang. Namanya getuk pisang. Bentuknya sendiri bukan seperti getuk lindri ataupun getuk goreng. Tapi bentuknya seperti lemper besar (lontong) atau malah seperti kue lemet baik isi maupun tampilan luarnya. Getuk pisang dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang digulung seperti lontong. Isinya berupa pisang raja yang dihaluskan dan sudah dikukus.

2. Pecel Punten



Yang namanya pecel ya pecel, ya nggak? :D tapi yang satu ini unik lho , namanya Pecel Punten. Biasanya kalau aku habis pulang sekolah, bareng – bareng cari makan kesini, tepatnya terletak di Ketami, Pesantren. Ciri khas dari Pecel Punten ini, bila kita sudah selesai membayar, si Ibu Ester ini selaku penjual akan bilang “Suwun , mbenjeng mriki maleh” ( Terima kasih, besok kesini lagi ) disertai nada yang khas. Tapi memang benar, setelah makan pecel punten ini, pasti akan merasa ketagihan yang membuat para konsumen kembali lagi ke warung itu. Keramahan dan keterbukaan penjual membuat banyak pembeli berdatangan dari berbagai kalangan, sampai parkir pun terasa penuh sesak.

Punten sebenarnya mirip dengan lontong. Namun bedanya punten berasal dari nasi yang ditumbuk halus. Kemudian ditambah santan kelapa dan garam. Baru setelah itu dipadatkan, seperti lontong dengan tambahan rasa gurih dari santan.

Porsinya memang sengaja dibuat tidak terlalu banyak. Namun cukup untuk menghilangkan rasa lapar. Untuk satu porsi, Ester menjual dengan harga Rp 5.000. Selain nikmat, pecel itu diyakini sehat. Tak heran bila pecel punten miliknya kerap menjadi referensi kuliner bagi mereka yang berkunjung ke Kediri.


3. Sambal Tumpang



Nasi Tumpang ini ada berbagai versi, setiap kota mempunyai kekhasannya tersendiri. Di Kediri, sambal tumpang dimakan bersama pecel (aneka sayuran rebus), di Salatiga, sambal tumpang dicampur koyor, kikil, jerohan dan lain-lain, di Klaten, berwarna agak putih karena ada variasi sambal kelapa dan bubuk kedelei. Sedangkan di Solo, sambal tumpang dicampur dengan kerupuk kulit.

Sambal tumpang disajikan tanpa banyak variasi yaitu: nasi, sayuran(daun pepaya, daun kenikir, nangka muda, pepaya muda, dsbnya), serta lauk rempeyek dan krupuk nasi(puli). Nasi tumpang ini ada 2 jenis yaitu tumpang biasa yang menggunakan tempe “busuk” biasanya kuahnya tidak terlalu kental dan ada bulir tempenya, aroma sedapnya sudah tercium dari jarak beberapa meter. Jenis kedua adalah sambal tumpang yang kental, biasanya ditambahkan tepung untuk pengentalnya dan menggunakan tempe biasa, aromanya nyaris tidak ada umumnya jenis sambal tumpang ini ada di Kediri kota. Terkadang ada lauk tambahan seperti tempe, tahu, telur puyuh, ayam, sate usus dsbnya.

Penjual nasi tumpang dapat di jumpai hampir di setiap desa di kediri. Umumnya jam buka adalah pagi sekali – subuh – atau malam. Biasanya penjual nasi tumpang juga menyediakan sambal pecel, jadi nanti ada nasi campur yaitu tumpang campur pecel.


Bagaimana?? Tertarik mencoba?? Yuk, kita ke KEDIRI   :D


2 komentar:

Ayu mengatakan...

nah, aku komen yang ini aja ya no :D
ayok bawain aku tahu pongnya dong u,u haha


jalan2 ke blogku juga yok
http://unspokenlistened.blogspot.com
saknyuu~

noo_noo mengatakan...

hihiiihi iya nak aku bawain deh kalo pulkamp .. :P ingetin lhoo wkkw

okee :) thanks follownya

Posting Komentar

Kritik dan Saran yg membangun sangat diharapkan agar saya bisa terus berkembang dalam mengurus BLOG ini ^^,