Siapa sebenarnya aku?Aku adalah seorang gadis yang ramah,percaya diri, penyayang, perhatian, dan belum bisa mengatur emosi .Aku hanyalah seorang gadis biasa dari kalangan keluarga sederhana yang ditakdirkan menjadi anak tunggal yang  memiliki seorang ayah dan seorang ibu yang rendah hati dan bijaksana. Aku lahir di sebuah desa kecil di Kota Tahu ,Kediri yang terletak di Jawa Timur. Di situlah aku dibimbing oleh kedua orang tua ku tercinta dan lingkungan sekitar yang cukup baik . Sejak kecil aku sudah dilatih untuk disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik – baiknya. Aku ingat saat ayahku bercerita bagaimana saat ayahku menjalani pendidikan di asrama polisi waktu itu . Disana diajarkan bagaimana menjadi orang yang disiplin, tegas, dan tata cara makan dan minum yang baik dan sopan. Semua itu dengan ikhlas ayah ajarkan kepadaku. Pengalaman – pengalaman ibuku pun tak henti – hentinya diajarkan kepadaku, mulai dari mengatur waktu dengan baik, menjadi anak yang mandiri dan jujur, menjadi anak yang bisa diatur,mengatur uang dengan baik, dan mengenalkan aku tentang Islam yang menjadi tonggak kehidupanku. Sejak kecil, aku sudah sering ditinggal orang tua mencari nafkah, dan rumah adalah temanku. Mulai dikenalkan dengan ilmu pendidikan , aku mendapat teman – teman baru di sekolah dan guru yang mengajarkanku bagaimana cara menggambar, mengaji, saling menghargai teman, menghormati guru , menyayangi makhluk hidup lainnya, dan disitu aku mendapatkan seorang sahabat yang baik hati. Kemana mana kami selalu bersama . Saat TK itulah aku mengenal bagaimana rasanya mempunyai seorang sahabat. Umur pun bertambah dan aku menginjak masa SD, masa dimana anak – anak yang benar – benar labil , keegoisan masih tinggi , dan banyak yang pilih – pilih teman untuk berteman berkelompok. Dan di masa SD itulah aku mulai menemukan bakatku, yaitu gemar menyanyi. Karena itulah, aku diajak ibuku untuk les vokal . Dan ternyata benar , aku tidak bisa hidup tanpa musik :D. Saat SMP adalah saat anak – anak mulai beranjak puber . Saat itu aku tumbuh menjadi anak yang tergolong cupu, gendut, tidak pintar merawat diri, dan sangat pekerja keras apalagi tentang pelajaran sekolah. Perubahan – perubahan drastis yang kualami seperti nilai pelajaran yang mendapat jelek membuat jiwaku sedikit shock. Mungkin karena itu, aku menjadi berambisi untuk kembali memperbaikinya dan itu terbukti saat aku kelas 2 SMP dimana aku juara kelas sedangkan saat itu adalah sibuk – sibuknya menjadi pengurus di organisasi . Itu adalah hal pertama bagiku dan sangat mengejutkanku .Bila ingat akan hal itu, aku merasa tidak percaya kalau itu aku . Tapi aku dapat mengambil hikmah dari itu semua , bahwa jangan jadikan jebloknya nilai sebagai keterpurukan, tapi jadikanlah sebagai tonggak untuk mencapai keberhasilan nantinya . Menginjak SMA , aku benar – benar merasakan keterpurukan yang amat dalam ketika tahu rangking yang ku dapat benar – benar jauh dari harapan dan sangat – sangat turun . Aku bertanya – tanya kenapa bisa hal itu terjadi sedangkan cara belajar ku sama seperti apa yang aku lakukan saat SMP . Lambat laun, aku menyadari bahwa ketika kita menginjak di kehidupan baru , lingkungan baru , dan teman – teman baru , semua itu butuh proses dan adaptasi yang cukup. Jangan samakan kehidupan baru yang kita jalani dengan kehidupan lama kita . Sejak saat itu, aku mulai sadar dan perlahan – lahan memahami proses yang sedang terjadi ketika kita mulai beranjak remaja dan ke ambang kedewasaan.  Aku mulai mengubah cara belajarku dan menambah semangat untuk terus dan terus belajar. Ketika kelas 2SMA aku mulai aktif di organisasi dan berbagai macam kegiatan . Hal itu membuat pengalaman dan ilmu ku menjadi kian bertambah . Aku sangat senang dan nyaman menjalani itu semua , seperti kata orang tuaku bahwa sesibuk apapun kita yang penting harus bisa bagi waktu . Awalnya memang kuakui cukup susah , apalagi saat seringkali mendapat dispensasi, dan mendapati jadwal ulangan berbenturan dengan organisasi . Tapi lambat laun aku menjadi terbiasa dan hal itu berjalan begitu saja tanpa adanya rasa berat hati. Menjajaki kelas 3 SMA saat penentuan akan kulanjutkan kemanakah hidupku ini ? Kuliah dimana, jadi apa, bagaimana dengan pengeluaran orang tua ? Semua itu selalu terlintas di benakku. Sebenarnya, aku ingin menjadi dokter , karena keinginanku itu aku menjadi tambah giat belajar sampai – sampai mengikuti 2 bimbingan belajar sekaligus . Aku merasakan puncak kejenuhan yang membuatku tidak kuat untuk berpikir dan begitu lelah. Di saat itulah memang aku butuh waktu untuk beristirahat agar aku tidak tegang dan menjadi stress. Dan ada waktu dimana aku harus bangkit semangat lagi untuk meraih cita – citaku . Saat SNMPTN adalah cambuk bagiku untuk meneruskan kuliah dengan biaya murah dan tidak menyusahkan orang tuaku . Dengan menuliskan 2 pilihan yaitu kedokteran UNAIR dan sistem informasi ITS aku berserah diri pada Allah . Entah tak ada gambaran apapun sebelumnya mengenai SI dan ITS. Aku hanya mengikuti hati nuraniku saja . Dan beruntung serta bersyukurlah aku ketika mendengar kabar bahwa aku diterima di SI ITS jalur SNMPTN tulis . Awalnya memang cukup kecewa karena bukan pilihan pertama yang lolos, namun saya berpikir lebih dalam lagi bahwa tidak harus menjadi dokterpun aku pasti bisa sukses J. Itu yang aku yakinkan pada orang tuaku. Ketika menginjak masa kuliah merupakan masa yang akan membimbingku menuju kedewasaan dan membantuku menemukan jati diriku yang sebenarnya. Aku berharap aku benar – benar menemukan banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang luar biasa terutama tentang bagaimana berjuang melawan kehidupan yang keras di kota besar dan jauh dari orang tua. 

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran yg membangun sangat diharapkan agar saya bisa terus berkembang dalam mengurus BLOG ini ^^,